Kenapa Pemilu di Indonesia Belum Digital/ Electronic ?

Pemilihan umum (pemilu) di Indonesia belum sepenuhnya digital atau menggunakan sistem pemungutan suara elektronik karena beberapa alasan yang meliputi faktor teknis, sosial, politis, dan keamanan. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa pemilu di Indonesia masih menggunakan sistem pemungutan suara manual:

  1. Infrastruktur dan Aksesibilitas: Salah satu tantangan terbesar adalah infrastruktur dan aksesibilitas. Banyak daerah di Indonesia yang masih kesulitan mendapatkan akses internet yang stabil atau bahkan listrik, terutama di daerah terpencil. Pemilu yang sepenuhnya digital membutuhkan infrastruktur teknologi yang kuat dan dapat diandalkan, yang mungkin belum tersedia secara merata di seluruh wilayah Indonesia.
  2. Keamanan Siber dan Risiko Manipulasi: Keamanan menjadi isu utama dalam pemilu digital. Risiko serangan siber dan manipulasi hasil pemilu menjadi perhatian serius. Negara-negara yang telah mencoba sistem pemungutan suara elektronik juga menghadapi tantangan dalam menjaga integritas sistem mereka dari serangan hacker dan gangguan teknis.
  3. Biaya: Implementasi sistem pemungutan suara digital di seluruh negeri memerlukan investasi besar untuk perangkat keras, perangkat lunak, pelatihan, dan pemeliharaan. Biaya ini mungkin dianggap terlalu tinggi dibandingkan dengan metode tradisional yang sudah teruji.
  4. Kepercayaan Publik: Kepercayaan publik terhadap sistem pemilu yang adil dan transparan sangat penting. Perubahan dari sistem manual ke digital mungkin menimbulkan kekhawatiran tentang transparansi dan kemungkinan manipulasi, yang dapat mempengaruhi kepercayaan publik terhadap hasil pemilu.
  5. Regulasi dan Hukum: Perubahan sistem pemilu dari manual ke digital membutuhkan perubahan regulasi dan kerangka hukum yang mungkin kompleks dan memerlukan waktu. Ini juga melibatkan banyak pihak dan kepentingan yang harus dikoordinasikan.
  6. Pendidikan dan Pelatihan: Mengubah sistem pemilu ke digital akan memerlukan program pendidikan dan pelatihan yang luas untuk memastikan bahwa semua pemilih, termasuk yang berada di daerah terpencil dan lansia, mengerti cara menggunakan sistem baru tersebut. Ini adalah tantangan logistik yang besar.
  7. Pengalaman Negara Lain: Beberapa negara yang telah mengimplementasikan atau mencoba sistem pemungutan suara elektronik mengalami berbagai masalah, termasuk kekhawatiran tentang keamanan dan integritas pemilu. Pengalaman ini mungkin membuat Indonesia lebih berhati-hati dalam mengadopsi teknologi serupa.

Karena alasan-alasan tersebut, Indonesia masih mempertimbangkan dan mengevaluasi kemungkinan penerapan pemilu digital secara bertahap dan hati-hati, dengan memulai dari eksperimen atau pilot project di daerah tertentu sebelum diterapkan secara nasional. Keputusan untuk bergerak ke arah digitalisasi pemilu akan terus dipertimbangkan sejalan dengan perkembangan teknologi dan kondisi sosial politik di Indonesia.